9. A Secret File.
Hmm, aku bangun dan mengucek – ucek mataku pagi ini, dengan posisi yang sama, Xavier tidur sambil duduk. Aku masih penasaran akan keluarga Ernesto. Lalu kau bangun dan melakukan ritual pagi. Apa sekarang saatnya, seperti yang dikatakan oleh guru Alessandro? Lalu aku mengingta perkataannya saat aku meninggalkan Moscow pada umur 17 tahun, ‘Ada saatnya, waktunya akan datang, saat kau mempercayai vampire maupun manusia lain, kau istimewa, aku yakin kau tahu waktu yang tepat, murid terbaikku.’ Huh, believe? Konyol sekali. Tapi, mungkinkah? Bisakah aku mempercayai pria yang tidur diranjangku itu? Pria yang sudah kusuruh – suruh? Ada hal yang mengganjalku, mengapa? Mengapa ia mau melakukan hal itu? Kenapa juga aku tidak ingat bahwa aku pernah satu sekolah dengannya di Moscow? Apa dia lebih canggih dariku? Lalu setelah selesai, aku menghampirinya lagi, manis juga wajahnya melihat dia tertidur. Sudahlah, “Hey, Xavier, bangun kau.” Kataku sambil menepuk tangannya. Sepertinya ia bereaksi, “Huaamm, selamat pagi, Princess Natalie, okay, aku bangun.” Lalu ia mengucek – ucek matanya, hah? Princess? Aku suka panggilan itu walau ‘Your Majesty’ atau ‘Master’ lebih jauh lebih bagus. “Hmm, Xavier, maaf ya.”
“Apa? Kau tidak salah apa – apa.”
“Bagus kalau aku tidak salah apa – apa, tapi, aku sudah membuat hidupmu menderita beberapa hari ini, secara teknis, dua hari ini.” Lalu ia menepuk pipiku 2 kali, mungkin kalau ia menginap lagi, 3 kali ia menepuk pipiku.
“Tidak apa – apa, senang bisa vampire sepertimu, aku lapar ayo turun.”
Okay, lalu aku bangun dan turun kebawah. Dia ini, aneh sekali, kadang memanggilku Nyonya Muda, sekarang Princess? Dasar aneh, lalu kami sarapan dengan tenang, setelah makan selesai, aku bertanya padanya, “Kau tidak meminum darah babi?” Aku sengaja menanyakannya saat selesai makan agar aku tidak jijik. “Tidak, kau bercanda? Babi itu menjijikan.”
“Haha, akhirnya ada yang sepikiran denganku, aku tidak rela memakan hewan yang memakan kotorannya sendiri.”
“Kau ini, pandai sekali membuat istilah, lucu sekali.”
“Apa yang lucu, kau ini aneh.” Dia hanya tersenyum aneh. Terkadang ia terlihat keren dan mengagumkan, tapi keseringan terlihat bodoh dan aneh, terkadang aku mendengar detak jantungnya keras sekali, apa dia abnormal? “Cepat kau mandi, kita ada urusan dalam kasus Vikki.” Dia diam saja, lalu bangkit, kurasa ia menuju kamar mandi yang kutunjukan kemarin. Lalu aku menyuruh Nina untuk menyiapkan mobil BMW Seri 7-ku, tapi kata Fiona, Nina sedikit ada masalah, jadi kusuruh Fiona saja. Memang aneh, Nina dan Fiona itu akhir – akhir ini. Setelah itu, aku bertanya pada Fiona, “Fiona, kau baik – baik saja?”
“Nyonya Muda, aku tidak apa – apa.”
“Wajahmu, mengambarkan semuanya, kau berusaha mengosongkan pikiranmu, ada apa?”
“Maaf, tapi,”
“Aku tidak mau mendengar urusanmu, tapi, susunlah laporan tentang usaha keluargaku bulan ini, paham?”
“Paham, permisi Nyonya Muda.”
Lalu aku menunggu Xavier didalam mobil. Ada sekitar 5 menit aku menunggu, lalu ia muncul dan membuka pintu mobil bagian kemudi, itu dimana aku sedang duduk, lalu ia berkata, “Aku yang menyetir, kau istirahat saja.” Tanpa banyak bicara, aku keluar, lalu aku duduk disamping supir Xavier. Entah apa yang sekarang telah direncanakan Katherine, sebegitu kejamnya kah aku dimatanya? Apa dia tahu aku juga sedang banyak masalah. “Kathy pasti percaya padamu bila kau saksinya, Natalie, tenang saja.”
“Maksudmu? Katherine, dia memang begitu, huh, nanti kita akan langsung keruang sidang.”
“Mungkin kau harus sedikit lebih perempuan, kau tahulah. I believe, Natalie is not a ordinary girl, Natalie, is a bold girl.”
“Yes, I’m different right? Killer, scary, I don’t know what’s wrong with me.”
“No, hmm, yes, you right, but I think you, hmm, well…”
“Apa? Jahat? Memang.”
“Haha…”
“Kenapa? Kenapa kau merasa nyaman denganku, itu terpampang jelas diwajahmu.”
“Hmm, apa perlu kujawab?”
“Terserah, itulah mengapa aku tidak mengerti akan diriku, apa ini bagian dari lelucon?”
“Lelucon apa? Kau ini. Sudahlah, dengarkan lagu saja ya.” Lalu ia menyetel radio, radio? Aku kan punya koleksi CD. Saat ia nyalakan ternyata dia mendengar berita pagi, berita adalah hal yang membosankan tapi sangat berguna, masalahnya tidak ada berita penting yang menarik, hanya berita masalah fashion, sneakers, dan promosi iklan, lalu Xavier menggantinya kesaluran lain, hmm, ini baru aku suka, saluran musik jazz. Lalu tak lama kami sampai, setelah itu, aku menyuruh penjaga tentunya untuk memarkirkan mobil. Lalu sepertinya aku sudah ditunggu, kami segera kelantai 2, hmm, pengadilan dimulai. Dan hakimya adalah Rosalina Summer? Bukankah dia orang laboratorum? Memang dia cukup adil, dia juga belajar hukum dengan serius, aku hanya heran karena aku sudah lama tidak melihatnya. Diruangan itu ada Katherine, Kurt, Sallie, Shellie, dan Romeo, untuk apa juga Romeo disini, kalau Sallie dan Shellie jelas, agar mereka bisa waspada, kalau Romeo? “Rosaline? Apa kabar?” Tanya Xavier padanya, “Ah, Xavier, kabarku baik. Kau bersama Natalie, hmm, okay, kalian adalah saksinya, nikmatilah persidangan konyol ini.” Ya, memang, ruang sidangnya seperti ruang rekreasi, fasilitas lengkap, TV LCD, pembuat kopi, dan lainnya, kami saja duduk disofa. Sofa? Aneh memang. Lalu persidangan dimulai, ini lebih mirip dengan acara introgasi massal dari pada sidang. Lalu Rosalina bertanya pada Xavier, tentang posisi Eden dan Vikki. Lalu tentang belati dan bla-bla-bla… lalu bertanya padaku, “Nyonya Muda Natalie yang terhormat, apa anda yakin anda tidak membunuh Vikki dengan big foot milik anda?”
“Rosa, Rosa, Rosalina, aku serius, aku tidak mebunuhnya, okay, apa kesaksian Xavier kurang akurat?”
“Masalahnya tidak ada yang bisa mendeteksi saat kau berbohong atau tidak Natalie, kecuali…”
“Apa, Mrs. Summer?”
“Tidak, kesaksian Xavier kuat, hmm, mari kita bicarakan soal Amanda dan Luster. Romeo, kau pemimpin dari keamanan Eden, pastikan team kalian menjaga Eden dengan baik.” Kata Rosalina yang ingin bijaksana tapi tampangnya kurang mendukung untukk menjadi vampire yang bijaksana. Jadi itu fungsi Romeo, lalu aku bertanya pada Romeo, “Rom, kalau kau pemimpinnya, siapa yang menjaga Eden sekarang?”
“Hmm, mungkin kau tidak suka mendengar ini tapi, Mr. Renville yang ambil alih.” Aku heran mendengarnya, Kevin adalah vampire tolol menurutku. “Kat, menurutmu, apa modus Amanda maupun Luster untuk melakukannya? Melukai Eden dan Vikki? Sungguh kurang kerjaan.”
“Itu tidak bisa dipastikan sekarang, mungkin itu ancaman untuk kita, atau apalah, kita hanya bisa menuggu Eden, hmm, Mr. Lee siuman.” Jawab Katherine.
“Bagaimana kalau Lee tidak siuman?”
“Plan B, Red One. Kau tahukan, maksudku, Red One, bila aku sudah memanggilmu seperti ini?”
“Sabotase? Oh Please.” Lalu aku memutar bola mataku. “Hold the break, what?” Respon Kurt. “Keberatan? Menurutku hidupmu memang berat, Kurt.” Responku pada Kurt. Kurt hanya senyum tidak penting lalu kau melanjutkan, “Rosalina, boleh kupinta satu hal?”
“Apa itu?”
“Aku ingin tahu wajah Amanda dan Luster itu.”
“Sayangnya, Nyonya Muda, kami tidak punya fotonya, tapi akan diusahakan.”
“Benarkah? Apa ini bohong?”
“Sejujurnya Natalie, sebelum kau pindah kesini, semua dokumen tentang keluarga Ernesto, keluarga Silver, keluarga Venn, keluarga Diaz, bahkan keluarda Nara dan tentang Larissa Clearwater-pun dibumihanguskan oleh kerluarga Ernesto, entah kenapa mereka juga membakar data tentang keluarga Diaz dan Nara, padahal setahuku mereka tidak akur. Marga Ernesto berkerabat baik hanya dengan keluarga Venn dan Silver.” Terang Katherine. Lalu dari mana Belinda bisa mendapat foto Giovanni dan Wolfgang?
“Kenapa bisa? Untuk keluarga Nara aku tidak peduli, aku punya kartunya disini, aku hanya ingin keluarga Ernesto yang bermasalah itu.” Lalu aku melirik Xavier.
“What?” Spontan Xavier padaku.
“Okay, akan kuusahakan Natalie, aku tidak menyangka hal ini akan terjadi, saatnya tiba ternyata.” Kata Katherine, aku heran kenapa ia menjadi unprofessional? Tidak biasanya ia begini, apa hal ini memang ingin dukubur selamanya? Lalu aku bangkit dan aku menggretak meja lalu berteriak, “ADA APA INI!!! APA YANG KALIAN RAHASIAKAN??? WAHAI PARA ORANG TUA!!!”
“Natalie, would you please be quiet, and calm down?” Mama berkata padaku dengan nada sinis. Sejak kapan mama ada disini? “Sebenarnya aku tidak mengerti, kenapa sih kalian ini? Apa yang kalian rahasiakan? Sebegitu pentingnya kah? Baiklah, kalau aku memang tidak bisa membantu disini, mungkin lebih baik aku keluar, sekian dan terima kasih.” Lalu aku keluar, dan kulihat Xavier mengejarku, biarkan saja, “Natalie, hey, tunggu…” katanya sambil mengejarku. “What? Kau mau menceramahiku? What a suck?!”
“Sejujurnya tidak, sikapmu itu tidak sopan sebenarnya,”
“So what? I do not care about that, hell, cari saja gadis yang lebih sopan, supaya kau senang, kalau kau tidak suka dengan sikapku, aku tidak peduli.” Sepertinya perkataanku ketus sekali, ya itulah aku, tapi aku heran dengan vampire ini, sabar sekali dia menghadapiku, belum pernah ada yang sesabar ini. “Natalie, mau jalan – jalan?”
“Apa? Kau bilang apa? Kenapa kau tidak kembali keruang rapat?”
“Aku tidak akan membiarkan kau membunuh orang sembarangan. ”
“Kenapa kau peduli padaku? Ini aneh…”
“Mau tidak?” lalu aku hanya mengaggukan kepala. Lalu ia berjalan keluar, aku hanya mengikutinya, aku tidak peduli apa yang terjadi saat rapat.
Sementara itu, disisi Mirabella…
“Mirabella, apa sebaiknya anakmu kita beri tahu saja?” Jelas Katherine pada Mirabella. “Entahlah. Natalie itu, emosinya meledak – ledak, kau tahu sendiri, setelah apa yang dilakukan Edmund dan Trisha padanya, mereka telah meracuni anakku.” Keluh Mirabella.
“Lalu, apa yang harus kita lakukan? Edmund jelas telah member tanda akan terbunuhnya sekretarisku, Vikki, dan Eden lalu, mungkin berikutnya Natalie akan terkena terror tersebut.” Jelas Katherine, “Alessandra, aku tidak tahu apa lagi yang akan terjadi kedepannya, tetapi, yang aku khawatirkan, putriku, akan kehilangan akal sehatnya.” Kata Mirabella pada Katherine. Ya, Alessandra adalah nama asli Katherine, “Megan, apa perkembangan terakhir kejiwaan putimu itu?” Tanya Alessandra, dan Megan adalah nama asli Mirabella.
Ya, selama ini Mirabella, Katherine, Azalea adalah nama palsu, mereka menyamarkan identitas mereka agar tidak diketahui olah Edmund, walau akhirnya pasti ketahuan juga. “Kau tahu dokter jiwa rekomendasi Clarissa? Maryanne Osborne, data terahkhir yang kulihat, anakku dia, semakin hari akan kehilangan sisi baiknya, entah apa yang harus kulakukan.” Jelas Megan. “Menyedihkan sekali, lalu apa solusinya?” Alessandra mulai serius kali ini. “Kidnapper, dia tahu solusinya. Akhir – akhir ini aku sebenarnya tahu, dia diteror, oleh Kidnapper, mungkin dimulai dari situ, dia bias mengetahui semuanya.”
“Megan, aku tidak mengerti maksudmu? Maksudmu dia adalah…” lalu Alessandra mulai berfikir dan mengeri rencana Megan. “Mungkin putrimu itu akan mendapat kejutan yang luar biasa.” Akhir kata dari Alessandra.
Kembali ke sisi Natalie…
“Huh, kita mau kemana? Kenapa tidak naik mobil saja?” Keluhku pada Xavier. “Lebih asyik naik bus, ayolah, nanti juga kau tahu…”
Huh, pria ini benar – benar membuatku penasaran, mungkin aku harus lebih sabar, lalu kami naik bus, dan kami duduk diatas. Lalu entah kenapa aku ingin bercerita pada Xavier tentang perasaanku.
“Aku tidak pernah tahu seperti apa wujud papa, bahkan aku tidak tahu namanya. Kau tahu seperti apa rasanya, tidak tahu siapa ayahmu?” Aku mulai berbicara.
“Well, memang benar sedih sekali, apa? Kau tidak tahu nama ayahmu?”
“Bahkan aku tidak pernah melihat fotonya sekalipun dan aku tidak pernah melihat akta kelahiranku.”
“Hmm, mungkin sedikit refreshing dapat menenangkan pikiranmu. Kau ikut sajalah.”
“Kalaupun papa sudah meninggal, aku tidak pernah menginjak kuburannya.” Sepertinya Xavier tidak terlalu mempedulikan curahan hatiku. Lalu ia mengelus – elus rambutku, selayaknya anjing kurasa, lalu sepertinya maksud dia tidak seperti itu, lalu ia berkata sambil merangkulku, “Hmm, mungkin pada saatnya kau akan tahu dan percayalah, keputusan ibumu merahasiakan ini untuk kebaikanmu, tetapi hal ini jangan disalah artikan, mungkin akan ada kejutan dibalik ini semua yang kau tidak akan duga, bahkan mungkin, hal ini akan jadi hal yang seru untuk dijadikan bahan pendewasaan diri.” Setelah berkata begitu, lalu ia melepas rangkulannya. Aku bingung dengan kata – katanya, aku tidak pernah berfikir sebijak itu.
“Apa kau peduli padaku? Xavier, menurutku, aku sering mengeluarkan kata – kata menyakitkan dan seenaknya padamu, sikapku-pun sering memaksa kehendakmu, kenapa aku baik sekali?”
“Nanti kau juga tahu, kenapa aku seperti itu. Eh, itu dia tempatnya, ayo turun disini.” Lalu Xavier menarik tanganku dan kita turun dari bus.
“Tempat apa ini? Ini tempat rekreasi kan?” Kataku begitu turun.
“Yup, ayo main…” Lalu Xavier menarik tanganku menuju tempat rekreasi outdoor tersebut. Lalu kami masuk ke taman rekreasi tersebut, kami main boom – boom car, roller coaster, menyaksikan film 3D, bahkan merry-go-round. Kami juga main tembak – tembakan, dan makan disana. Seumur hidup baru pertama kali aku kesini. Ternyata menyenangkan juga, bahkan aku sempat tertawa dibeberapa moment. Dia, Xavier, vampire pertama yang bisa membuatku tertawa lepas karena senang, maksudku bukan karena membunuh, ini benar – benar pertama kalinya aku tertawa. Aku tidak pernah pada teman – temanku yang lain, bahkan aku jarang tertawa dengan mama atau nenek sekalipun. Dia, berbeda. Xavier Wolfgang Nara. Walau ayahnya adalah salah satu daftar vampire yang dicari, tetapi dia berbeda dan aku percaya padanya, seorang diriku percaya padanya? Sepertinya hal ini mustahil. Sepertinya aku harus menggeser posisi Belinda dengan Xavier? Aku nyaman sekali berada didekatnya, ada apa ini? Aneh sekali rasanya. Setelah puas dan lelah, kami kembali ke markas untuk mengambil mobil tentunya, dan pulang, Xavier yang meneytir kali ini.
Saat dijalan, Xavier bertanya padaku, “Senang? Apa kau merasa lebih baik?”
“Sejujurnya ya, ini lebih menyenangkan dari membunuh. Aku senang, kapan – kapan jalan – jalan lagi, okay?”
“Kau ini ternyata, manis juga.”
“Manis? Apa aku tidak salah dengar? Aku kan seperti monster. Jahat dan kejam.”
“Sadar juga kau, haha… ya sejujurnya kau cantik sekali.” Setelah mendengar kata – kata Xavier aku merasa aneh, sikapnya yang tidak wajar, kenapa ia berkata begitu? Dan mengapa aku senang dipujinya seperti itu? Apa dia tertarik apa wanita monster sepertiku, secara teknis aku memang cantik, bertubuh langsing dan indah, tapi dengan sikapku yang seperti ini, apa mungkin dia tertarik pada wanita sepertiku? Wanita haus darah yang siap membunuh kapan saja. Entah kenapa hal ini merasa janggal dikepalaku, seluruh kebaikan dan sebagainya. “Kau tahu, setiap sebulan sekali aku periksa rutin ke psikolog. Dari kecil sampai sekarang, aku tidak pernah tahu hasilnya, bagaimana aku tidak marah dengan mama.” Kataku pada Xavier.
“Untuk apa? Mengecek kewarasanmu? Kurasa kau cukup waras.”
“Dan jahat, aku memang jahat sekali, bedanya dengan psikopat aku membunuh dengan sadar, bila ada yang membuatku kesal, kepalanya langsung kutebas. Saat kukecil saja, korbanku sudah bayak sekali. Apa kau tidak takut padaku?”
“Untuk apa? Takut padamu? Konyol sekali, kedengarannya, dengar ya, kita sesama vampire, sama – sama Dracula, kita sama – sama monster, sama – sama setan, kita satu jenis, jadi untuk apa takut?” Kata Xavier.
“Tapi aku berbeda. Sifatku, siapa yang tahan akan itu?”
“Aku, sudahlah, jangan dipikirkan ya.”
Lalu, tentunya aku diam, aku semakin heran dengan makhluk ini. Mungkin lebih baik aku diam. Itu lebih baik kurasa. Lalu tanpa sadar aku tertidur. Lalu setelah sampai rumah, Xavier menggendong Natalie yang tertidur pulas kekamarnya. Xavier lalu tidur di sofa dekat TV yang ada didekat tempat tidur Natalie.
Keesokan harinya…
“Hoam… eh, aku ada dikamarku?” Aku bingung dengan keadaan sekitar, lalu aku beranjak dari tempat tidurku. Dan aku melihat Xavier tidur di sofa. Lalu aku mandi dan berganti baju serta memakai lotion dan sebagainya, dan saat aku selesai berganti baju. Xavier masih tidur. Aku turun dan sarapan, sekitar 15 menit, lalu kata pelayanku, Nina ada yang mencariku diluar, entah siapa namanya, lalu Nina juga meninggalkan pesan dari yang mencariku tadi. Lalu aku membuka pesannya,
Dear Natalie…
Mungkin memang sekarang saatnya kita bertemu, temui aku di danau Jetsetter Residence.
NB: You will be surprise about this.
Oh my fuck, dia, dia serius menantangku. Mungkin saatnya aku sendiri yang kesana, lalu aku mendengar hentakan kaki ditangga, kurasa Xavier baru bangun, aku segera keluar dengan mobilku, kali ini aku naik mobil apa adanya yang ada didepan mata, ya Skyline. Okay, lalu aku langsung tancap gas menuju danau yang ada diperumahanku. Tidak terlalu jauh jaraknya.
No comments:
Post a Comment