Natalie’s Birthday
Sifat > Xavier > Tidak banyak komentar, sedikit kejam tetapi sebetulnya ia baik hati.
Sifat > Natalie > Kejam, todak pedulian, dan tidak mudah terkesan
Sifat > Mirabella> Tidak terlalu peduli, tetapi ia tahu yang terbaik.
Still in Xavier side
“Sekarang tanggal 7 January, apa kau punya rencana ke dua untuk anakku?” tiba-tiba kata Mirabella mengangetkanku, yak arena yang pertama sudah gagal membuatnya terkesan. “Tapi, bagaimana mungkin? Secara teknis apapun yang kulakukan pasti dia sudah melakukannya dengan, well sisi yang lebih hebat.” Jawabku.
“Tidak semuanya, jangan kau pikir aku tidak mengawasimu anak muda, banyak hal yang kau ajarkan padanya, dan itu belum pernah dia alami.”
Aku hanya diam, lalu ia berkata lagi, “aku ingin ulang tahunnya kali ini berbeda, aku yakin ia bosan dengan kado-kado mewahnya, dan pesta dengan penuh kehormatan, aku ingin kau membuatnya berbeda Xavier, dengan itu aku bisa tahu bagaimana perkembangannya. Apa dia masih seperti dulu atau berubah.”
Aku diam, tapi apa yang harus aku lakukan? Masalahnya sangat susah membuat vampire seperti Natalie, terkesan, secara teknis ia tidak pernah memerkan kekayaannya dengan bangga, karena baginya semua itu hal biasa. Bahkan kappa pesiar-pun ia anggap barang biasa. Aku bahkan tidak bisa membayangkan betapa kayanya Natalie. “Kau kenapa Xavier? Belum mendapat ide?” Tanya Mirabella, lagi. Aku hanya menggelengkan kepala, “hmm bagaimana kalu ini, hmm” lalu Mirabella membisikkiku, “apa? Aku tidak punya perfect pitch sepertinya untuk memainkan alat music kesayangannya itu.”
“Natalie memang gadis yang menganggap segalanya harus sempurna, tetapi kau tidak perlu mempunyai perfect pitch untuk itu. Kau cukup memainkannya.”
“Lagu apa yang akan membuatnya terkesan?”
“Yang jelas jangan Bach – Phantom of the Opera atau Chopin – Fantasie Impromptu. Cari lagu lain. Sudah ya, aku memanggilmu ke ruang kerjaku hanya untuk itu. Kau boleh pergi.” Katanya menutup topic pembicaraan. Lagu apa? Apa Emily Bear? Atau apa? Hmm mungkin Liszt – Mepsihto Waltz, atau Scriabin – Complete Etudes, Scriabin – Prelude, Mendelssohn Allegro Molto Vivace, mungkin Chopin atau Beethoven – Valse de I’adieu? Aku kurang tahhu banyak akan ini.
Mungkin sebaiknya kumainkan lagu Valse de I’adieu? Ya kurasa itu lagu yang cocok.
“Sepertinya kau dan mama ku dekat sekali, sedang apa kau?” kata Natalie, saat keluar pintu ruangan. “Tidak apa-apa, kau sendiri?” jawabku gugup.
“Kau kenapa gugup? Memangnya aku setan? Ya seperti yang kau ketahui, tanggal 9 January nanti aku berulang tahun, ya aku ingin bertanya tentang perayaan ulang tahunku yang ke 21.”
“Okay, kalau begitu, aku permisi dulu Natalie, masih ada urusan yang harus kukerjakan.” Kataku, lalu ia hanya mengaggukan kepalanya. Aku pulang dan mulai bermain piano dirumahku.
Rencananya pesta kali ini bertema musim semi, masalahnya sekarang masih musim dingin, dan disalah satu mall miliknya, tepatnya salah satu great hall disana, ia membuat studio dengan suasana taman musim semi, lengkap dengan danau-nya, dan dijamin tidak dingin dan tidak panas. Terkadang aku masih tidak percaya dengan kekayaannya. Seperti tahun-tahun sebelumnya ia selalu merancang gaun baru untung pesta ulang tahunnya, kali ini gaunnya dengan design gothic, motif patterns, gothic boots, dengan hiasan rambut yang gothic juga tentunya, tetapi tidak berlebihan. Sedangkan aku? Aku hanya memakai jas hitam, bolero hitam, dan kemeja putih, serta dasi. Tidak ada yang special.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
Sekarang sudah tangal 8, pesta dimulai jam 9 malam. Dan sekarang sudah jam 9, opening-nya dibuka dengan meriah oleh Mirabella, dan permainan biola oleh Natalie. Tamu-tamu mulai dari teman bisnis, tetangga, dan, para vampire dari Department of Vampire.
Hidangannya sangat lezat, semua menikmati pesta ulang tahun yang sangat megah ini, para hadirin juga sudah mulai memberikan kado pada Natalie, mulai dari barang biasa yang tentunya dengan harga mahal, sampai kunci mobil, kunci motor, tiket pesawat dan sebagainya. Aku mulai tidak yakin akan kado yang akan kuberikan. Lalu Natalie menghampiriku, dan berkata, “mana kado untukku?”
Aku sempat terpana dengan kecantikannya, walau memang tat arias wajahnya tidak terlalu dominan, tetap cantik walau hanya modal eye shadow, bedak dan lip gloss, saja. “Hey, aku berbicara padamu, mohon diperhatikan.”
“Ya, hmm, maksudku kau akan tahhu kado apa yang akan kuberikan padamu.”
“Mohon jangan kunci mobil, motor, atau apalah, aku bosan.”
“Hmm, tentu tidak, uangku tidak sebanyak kau Natalie.”
Lalu ada yang menghampiri Natalie dan menyapanya lalu Natalie berbaur dengannya dan lainnya. Waktu terus berlalu dan sekarang sudah jam 11.50, sebentar lagi aku akan tampil, lalu Mirabella menghampiriku, “hmm, kuharap kau punya sesuatu untuk anakku Tuan Muda.”
“Eh, Mirabella, tentu.” Kataku dengan wajah sedikit cemas.
“Kuharap permainanmu tidak mngecewakan, ayo cepat bersiap-siap sana!”
Lalu aku segera bersiap kedekat danau, ya didekat danau buatan itu sudah tersedia grand piano.
Lalu saat jarum panjang menunjuk ke angka 59, yang artinya sudah jam 11.59, Mirabella lalu berbicara, “hadirin sekalian untuk penutupan acara kali ini, saya persembahkan persembahan special untuk anda, dari Xavier Nara, untuk anda semua, ini dia,” lalu para hadirin bertepuk tangan dan tepat jam 12.00 yang artinya sudah tanggal 9, lalu lampu sorot tertuju padaku, aku mulai gugup, tetapi mau bagaimana lagi. Akhirnya kumainkan lagu Valse de I’adieu. Lalu disekitarku muncul pancuran air, yang biasanya untuk menyiram rumput, tetapi tidak mengenaiku.
Lalu sesekali aku melihat Natalie, ia begitu terpana akan hal ini, bagaimana bisa? Semua mata tertuju padaku, semakin lama aku semakin menghayati lagu ini dan semakin percaya diri akan ini. Lalu tak lama, aku selesai memainkan lagu ini, para hadirin-pun bertepuk tangan.
Lalu aku berdiri dan membungkuk hormat, Natalie-pun menyumbangkan tepuk tangannya untukku, secara teknis tepuk tangan akan kagum. Lalu Mirabella berkata lagi, “ya itulah persembahan dari Xavier, terima kasih Xavier, benar-benar luar biasa, akhir kata, selamat malam.”
Aku hanya tersenyum, lalu aku pergi meninggalkan piano itu. Lalu acara dilanjutkan, para tamu-pun pulang lalu Natalie menghampiriku, “luar biasa Xavier, aku suka lagu itu, terima kasih Xavier.”
“Sama-sama. Sebenarnya ibumulah yang menyuruhku untuk mempersembahkan sesuatu padamu, dan ia menyarankanku untuk hal ini,”
“Aku tidak peduli akan itu, aku sangat terkesan akan ini.” Katanya, wajahnya begitu merona, aku gugup dan tidak bisa apa-apa, seakan sosok Natalie yang kejam lenyap darinya. Lalu Mirabella menghampiri kami, “well anakku, Xavier memang tidak memberimu hadiah yang special seperti yang lainnya, tetapi bagus bukan?”
“Yeah, ini hadiah yang paling kusuka, sejujurnya.”
No comments:
Post a Comment