Wednesday, April 7, 2010

1. The Girl from Hell

1. The Girl from Hell.
My name is Natalie Clyde, Natalie Mirabella Clyde, aku adalah gadis remaja yang baru lulus kuliah. Selayaknya orang kaya lainnya, aku dipercayai ibuku untuk mengurus usaha – usaha keluarga, yakni hotel, restoran, kawasan belanja (secara teknis, aku memang vampire kaya dan sukses) dan aku juga tergabung sebagai tim polisi di VHO. Biasanya aku sering ditunjuk untuk berpatroli. Selayaknya manusia, kasus – kasus para vampire tidak jauh beda, ada pencurian, pembunuhan (maksudnya mereka menghisap darah manusia) dan sebagainya, berita kriminal para vampire tidak pernah masuk koran atau TV, kami meng-ultimatum mereka agar tidak pernah meng-expose kami serta kami bekerja sama dengan kepolisian untuk merahasiakan kami. Ultimatum kami sangat ampuh sehingga mereka tidak mungkin berrkhianat. Well, kuawali pagi ini dengan kebiasaan vampire wanita, pelayan pribadiku, Nina dan Fiona mengantarkan sarapan, lalu menawarkan pagi ini aku ingin mandi dengan sabuan aroma apa, menyiapkan lotion dan vitamin agar kulitku bisa tahan lama, ya ilmuan legendaris kaum vampire, Prof. Clarissa Clearwater yang menciptakan semua itu, untung kepentingan para vampire juga, malah pabriknya keluargaku juga yang mengelola dengan mengajih vampire lain untuk menjalankan tentunya, bahkan kami juag ada harian vampire, Dracula Daily. Beritanya selain seputar dunia, selayaknya harian biasa, juga info tentang kehidupan vampire. Para vampire tinggal dilingkungan khusus, untuk di Inggris, kami tinggal di Jetsetter Residence. Tentu di komplek itu ada tingkatannya juga,maksudku, dari ukuran rumah paling kecil sampai paling mewah, dan tentunya aku tinggal di tingkatan paling mewah para vampire kaya, Forbidden Hills.
Setelah semua ritual voodoo maksudku ritual memanjakan diri dipagi hari selesai, aku berangkat ke kepolisian VHO. Ini akhir bulan September, kasus – kasus yang kutangani harus dilaporkan.
Dihari yang membosankan ini aku harus menemui asisten gila kepala polisi, Vikki Cha. Aku sempat mempunyai masalah dengan dia, walaupun sudah berdamai dan aku hampi membunuhnya. Vikki adalah asisten jendral polisi yakni Katherine Clearwater. Kat sendiri yang melarangku membunuhnya, kalau tidak dia bisa kehilangan sekeretaris lagi, karena sekretaris lamanya telah kubunuh karena membuat kukesal. Menurutku hal itu biasa saja, tetapi Katherine sendiri yang melebih – lebihkan.
Setelah siap, aku berangkat, kali ini aku naik mobil Mercedes Benz S Class. Kantor VHO ada ditengah kota London. Tidak jauh dari istana Buckingham, bangunan kantor kami seperti bangunan kantir lainnya, tampilan luarnya klasik, dan tinggi, padahal kami hanya ada 10 lantai. Dari lantai atas, istana Buckingham terlihat dengan jelas.
Dari tempatku, menuju kantor VHO tidak jauh.di kantor VHO. Kira – kira gambaran gedungnya seperti ini:
Underground floor adalah tempat percetakan Dracula Daily.
1. Lobby utama penerimaan tamu, canteen, dan ruang rekreasi.
2. Pengadilan dan proses hukum.
3. Restaurant.
4. Great Hall serbaguna.
5. Gymnasium dan tempat pelatihan vampire.
6. Kolam renang.
7. Ruang kerja, manager keuangan, manager utama, pemimpin department social, kepala polisi dan ruang pengadilan satwa suci.
8. Ruang rapat dan salon.
9. Ruang spa.
10. BBQ area dan atap.

Oh ya, pemipin department social vampire adalah mamaku dan nenekku.
Setelah aku sampai, seperti biasa petugas memarkirkan mobilku, lalu aku segera menuju keruangnan Vikki untuk menerima tugas baru yang kabarnya aku akan dikirim ke Paris untuk menyelesaikan masalah disana.

“Well, selamat pagi Vikki, apa kabarmu?” Kataku lalu aku duduk dan kakiku naik keatas mejanya, menunjukan sisi hak boot-ku yang runcing dan mengkilat.
“Ouch, apa kau tidak pernah diajari tata krama?”
“Tidak, mana izinku?” jawabku santai.
“Ini.” Lalu ia menyerahkan berkas, kulihat daftar namanya, seperti dugaanku, team-ku kali ini memang para vampire yang suka berpegian ke Paris. Ada Lena Ellinwood, Delano Mustang, dan Kurt Cha, kakak Vikki.

“Okay, dan ticket pesawatnya?”
“Bukankah biasanya kau naik pesawat pribadi?”
“Entahlah, aku ingin tahu rasanya naik pesawat bersama orang – orang.”
“Akan kusiapkan, ticket-nya akan langsung dikirim kerumahmu.”
“Okay, ada lagi? Dan terima kasih kau tidak memasukan nama asisten cengengku.”
“Okay, semuanya beres, kau boleh meninggalkan ruanganku sekarang.”

Lalu aku pergi saja.
Kantorku ini design-nya sedikit berbeda, sangat klasik tetapi modern, bayangkan saja sendiri, ruangan karyawan seperti biasanya, tetapi menja, kursi dan interior-nya sangat klasik, tetapi fasilitas teknologi disini sangat canggih.
Mejaku bersebelahan dengan meja asistenku, Belinda Evelyn Adam. Aku biasa memanggilnya Belle. Entahlah, dia suka dipanggil begitu karena kataknya dia suka dengan tokoh Princess di serial Walt Disney.

“Vikki tidak memasukan namaku dalam daftar team.” Celetuk Belinda saat aku duduk dimejaku.
“Bagus kan? Kau tidak perlu merepotkanku.”
“Dan kau tidak protes?”
“Untuk apa? Sepertinya itu hal yang tidak penting. Sudahlah, apa jadwalku hari ini?”
“Hmm, pada jam 10.00am, kau ada rapat untuk kepergianmu ke Paris. Lalu kosong.”
“Sekarang jam 09.55am. bye-bye Belinda…”

Sejujurnya aku sudah tidak tahan dengan Belinda, dia manja dan lemah. Dia adalah keturunan vampire manusia, dan yang dominan adalah sisi manusianya dan itu menyebalkan.

“Hey, Natalie.” Tiba – tiba ada yang memanggilku dari belakang. Oh, itu Melinda, Melinda Trinity dia vampire yang pendiam.
“Mel, ada apa?”
“Ini.” Katanya sambil menyerahkan sebotol minuman.
“Jus darah?”
“Yup, ini tadi ibumu menitipkan ini. Rasa susu kocok, hmm, strawberry.”
“Terima kasih, lalu dimana mama ku?”
“Hari ini ada discount besar – besaran, jadi dia hanay menitipkan ini padakau dan pesan dia tidak ikut rapat. Tetapi diruang rapat ada nenekmu, Azalea dan asistenya Aimee, Katherine, Lena, Delano dan Kurt.”
“Okay, terima kasih.” Ya inilah aku, yang membedakan aku dengan vampire lainnya, aku tidak pernah meminum darah langsung dari sumbernya. Maksudku, aku berburu hanya untuk kepuasan tersendiri tanpa meminum darah buruanku, biasanya aku berburu babi hutan atau makhluk hutan lainnya untuk melampiasakan kemarahan. Biasanya aku mencapur darah segar dengan buah – buahan, atau apalah yang membuatnya lebih enak.
Aku masuk keruang rapat, dan karena anggota rapat sudah lengkap, kita mulai strateginya. Seperti biasa aku paling depan. “Kali ini sasarannya adalah salah satu kawanan most wanted vampire. Ernesto bersaudara. Disini ada Claudio dan Patricio. Ada rencana untuk menjebak mereka dikawasan hutan di Perancis. Kita tidak akan menggunakan kuku tajam kita di kawanan orang banyak.” Katherine memulai pembicaraan.

“Apa ini ada hubungannya dengan kasus Moscow?” Tanya Delano.
“Ya, mereka berusaha membantai Paris sekarang. Kalian tahu, ini bukan hanya ancaman bagi manusia, tapi bagi vampire juga, citra kita bisa rusak, dan aku tidak mau hal ini gagal. Mengerti kalian, dan kau Natalie, tolong jaga sikap dan jangan seenakknya.”

“Terserah.” Kataku santai sambil menyedot darah dari botol tersebut dengan sedotan. “Okay, ingat, nasib kita bergantung pada misi ini, paham kalian.” Kata nenek.

“Azalea, kurasa tidak ada salahnya bila team kita bekerja sama dengan team dari Paris, kurasa Estella akan mengerti.” Kata Katherine pada nenek.

“Kau tahu, ini urusanmu.”
Estella adalah kepala kepolisian Perancis disana.

“Okay, jadi begini rencananya.” Katherine lalu menerangkan bahwa kita harus pintar bermain strategi disini. Lalu Katherine menggambarkan beberapa titik pos yang sekiranya akan dilewati oleh Ernesto Bersaudara. Ya inilah Katherine, dia memang pandai dalam membagi strategi.

“Kalian paham? Lena? Sepertinya Lena sedikit bingung.”
“Sejujurnya tidak.” Sepertinya Lena tidak memperhatikan, ya itu urusan dia lah.

“Natalie.” Kata nenek spontan, aku mengerti maksudnya, aku membaca pikiran Lena, ternyata di memikirkan sebuah lokasi, tetapi lokasi belanja. Ya, aku dapat membaca pikiran seperti vampire dewasa dan tua lainnya. Ini kemampuan abnormal. Maksudku jarang sekali ada vampire yang berudia 20 tahun bisa membaca pikiran, biasannya umur 35 tahun keatas, dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh vampire berdarah murni dan hal ini pun ada prosesnya, nenek memintaku membaca pikirannya agar aku tahu apa yang akan direncanakan Lena. Lalu sedikit pembahasan dan rapat selesai. Para vampire punya senjata yaitu kuku tangan kami. Kami bisa memanjngkan kuku selayaknya pedang samurai yang sangat tajam, lompatan kami pun luar biasa, seperti vampire pada umumnya. Dan itu semua mudah bagiku.

No comments:

Post a Comment